3.12.2011

#Day 16 - Kupu-Kupu




Sepasang ‘kupu-kupu’ cantik bertengger di daun telinga saya sejak tadi sore. Senang sekali rasanya saat mantan pacar saya membelikannya. Bukan, bukan hadiah atau karena merayakan sesuatu. Dia bilang hanya untuk menggantikan yang sudah lama. Ah, gembiranya!

Semua pasti mahfum dengan filosofi kupu-kupu. Binatang yang tadinya hanya berupa ulat, lalu kepompong, lalu kupu-kupu.

Penjelmaannya melahap proses yang tidak mudah. Ada saat dimana ia harus menyandang gelar buruk rupa ketika tubuhnya masih berkerut-kerut dan membuat langkah dengan perut. Kemudian berhibernasi di dalam kantung yang tertutup (saya rasa ia bosan di dalam sana tanpa musik jangkrik dan orekan kodok). Dan, pada akhirnya, keluarlah ia sebagai kupu-kupu cantik yang memiliki sayap berwarna-warni.

Terkadang, saya juga kamu tidak suka dengan proses. Kita ingin semuanya serba praktis. Seperti menjentikkan jari. Ingin ini. Ingin itu. Namun, belakangan saya paham, bahwa apapun yang kita tuai dengan instan asalnya bukan dari Sang Khalik. Dan cepat berkadaluarsa.

Makanya, tidak usah kesal dengan koruptor. Tidak usah sirik dengan orang yang hidup dari hasil perebutan warisan orangtua. Tidak usah dengki dengan pencuri. Masanya sebentar kok!

Ayo jadi kupu-kupu! (Asal bukan kupu-kupu malam).

-Jakarta, Maret 2011, V-

PS : Thanks hubby for the butterflies, love it! :)

No comments:

Post a Comment