Saya juga punya cerita cinta.
Ya, sudah lama sekali kami mencinta. Rasa-rasanya, sejak saya berada di dalam kandungan ibu saya, kami sudah mencinta. Hubungan kami intim. Melebihi keintiman pengantin baru yang merayakan agungnya kasih sayang. Intensitasnya seperti tarikan nafas.
Saya sudah mengenal Dia selama umur saya. Bukannya tanpa jatuh bangun. Yang aneh, porsi cinta Dia selalu lebih banyak daripada yang saya berikan. Tidak adil memang. Saya cinta kalau saya disuguhkan kesenangan. Saya cinta kalau saya dihadiahi kebanggaan. Tetapi, ketika saya dicurangi sahabat, ketika keluarga saya mengalami kesulitan, ketika pekerjaan saya memburuk , saya malah marah pada Dia dan bertanya : ”Kamu kemana saja saat saya dilukai? Kok Kamu membiarkan saya terpuruk?!!”
Terkadang saya tidak sadar, saking cintanya, Dia ingin saya maju. Dia ingin saya naik kelas. Dia ingin saya bergerak dari zona nyaman dan belajar sesuatu tentang hidup. Dan pada akhirnya Dia berhasil menunjukkan bahwa selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan.
Bercinta dengan Dia membuahkan pengetahuan yang terkadang melampaui akal manusia saya. Selalu ada harga yang Dia bayar untuk membuat saya tidak berhenti merajut cinta denganNya. Mudah-mudahan saya bisa membayarnya kembali.
Saya menulis karena saya ingin mengingat, bahwa Dia selalu ada buat saya. Mendampingi saya dalam situasi apapun. Berjalan bersama dalam kesakitan saya. Menanggung kekhawatiran saya. Menjinjing ketakutan saya. Sehingga saya leluasa mencinta.
Oh ya, tolong selentik hati saya apabila cinta saya mulai memudar.
Selamat merayakan cinta!
-Jakarta, Feb 2011, V-
No comments:
Post a Comment