9.24.2010

Perempuan Oh Perempuan

Saya baru saja menyelesaikan beberapa buku untuk dibaca dan beberapa film untuk ditonton.

Selalu ada yang menarik perhatian saya apabila ceritanya menyangkut ttg kehidupan perempuan.

Saya lagi suka banget sama bukunya Djenar Maesa Ayu. Sudah lama saya tau keberadaannya di dunia sastra (cerpen terutama), tetapi baru saja saya melengkapi koleksi buku & film saya dengan karya beliau. Karya-karyanya yang berani dan bahasanya yang cenderung frontal membuat saya ‘jatuh cinta’.

Mereka Bilang,Saya Monyet!; Nayla; Cerita Pendek ttg Cerita Cinta Pendek; Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) adalah buku beliau yang sudah berjejer di rak buku saya.

Kebanyakan buku beliau bercerita ttg perempuan, pelecehan seksual (kepada perempuan), gambaran ketidakharmonisan dalam keluarga, fenomena dunia malam beserta hubungan jenis yang masih tabu dibicarakan, dll.

Concern yang selalu saya nikmati dan mengambil perhatian lebih bagi saya. Ya, Perempuan.

Bagi saya pribadi, di Indonesia, masih banyak kasus ketidakadilan bagi perempuan. Entah itu kasus TKW yang dianiaya majikannya, anak perempuan yang jadi korban ganas si pedophilia, korban-korban aborsi para peleceh seksual, istri-isti yang dengan rela membiarkan pasangan mereka membawa perempuan lain untuk di’nikmati’, atau istri-istri yang terpaksa mengidap HIV AIDS karena perilaku suami yg nyeleneh, dst dst.
Sebagai seorang perempuan dan seorang istri, terkadang saya bergidik ngeri apabila membayangkan hal-hal di atas terjadi pada saya (amit-amit sih). Namun, di sisi lain, saya amat sangat prihatin. Apakah sudah sampai di titik serendah itukah derajat perempuan? Yang tidak lebih dari sekedar pemuas mata & nafsu? Yang tidak lebih dari sekedar pelayan di sumur, kasur, dan dapur? Yang tidak lebih dari subordinasi para lawan jenisnya? Saya sendiri belum punya nyali untuk menjawabnya.

Sampai pada menit ini, yang bisa saya lakukan adalah bersyukur atas ‘kehidupan perempuan’ yang diberikan Sang Khalik untuk saya. Punya paras yg lumayan menarik (ini sih kata suami saya, hehe), tubuh yang normal dan tidak kekurangan suatu apapun, keluarga yang hangat, suami yang luar biasa baik, juga pekerjaan yang bisa menggerakan roda dapur saya supaya tetap ngebul.

Dan sampai pada menit ini, yang bisa saya lakukan lagi adalah berdoa untuk sesama saya perempuan, untuk keadaan mereka di luar sana, untuk hak yg sedang mereka perjuangkan, untuk kejatuhan yg sedang mereka alami, dan untuk ketidakadilan yg sedang mereka terima.


“Woman was created from the ribs of man. Not from his head to be above him. Not from his feet to be walk upon him. But from his side to be equal, near to his arms to be protected, and close to his heart to be loved…” -unknown-

Sep 2010, V.


No comments:

Post a Comment