10.04.2012

Selamat Hari Lahir Pria Kesayangan






Matahari mulai menunjukkan batang hidungnya.

Pagi hadir membawa hari yang baru.

Berdasarkan hitungan awam, hari ini adalah peringatan kesekian untuk seorang pria yang sangat berarti.

Pria yang selama-hampir-sembilan tahun ini menempati posisi ketiga di hati setelah Tuhan dan Papa.

Pria yang setiap pagi menyenandungkan doa untuk putri kecilnya. Lalu menghabiskan waktu berdua dengannya sebelum tanggungjawab memanggil. Dan saya melihat raut wajah yang tidak rela saat batasnya tiba.

Pria yang terkadang menjadi anak-anak, meringkuk pada perbatasan bahu dan lengan saya, hanya untuk berceloteh. Ya, semua hiruk pikuk hidup yang dialami. Semua senang atau sedih. Semua wajar atau gamang. Lalu tertidur seolah-olah baru saja mendongengi diri sendiri.

Pria yang bertahan pada semua badai yang diizinkan, sehingga mampu menahkodai rumahtangganya dengan sangat baik. Menempati empati untuk merasakan apa yang sedang saya rundungi, sembari mempertahankan logika pada otaknya agar semua dapat seimbang.

Pria yang tidak pernah malu untuk mengakui bahwa dia terbatas. Memerlukan Tuhan, saya, dan orang lain. Sehingga makna hidupnya sempurna dengan kehadiran siapapun.

Saat hari ini dikumandangkan dengan lantang, saya bahagia. Tuhan (masih) menyokong dia untuk berkarya lewat apapun yang dititipkan kepadanya. Juga untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dan selama itulah saya percaya dia akan menamatkan tugasnya dengan baik. Dengan komitmen bahwa hidupnya adalah persembahan absolut kepada Sang Khalik.

Selamat menikmati hari ini sayang, semoga apa yang menjadi kerinduanmu terpuaskan, semoga semua hal (baik atau buruk) membawa senyuman manis untukmu, dan semoga hari ini-juga seterusnya-selalu hadir dengan istimewa seperti adanya kamu.

Selamat Ulang Tahun Pop. Peluk cium kami untukmu.





-Jakarta, Your Special Day, V-